Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki
nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang
harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang
berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai
implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari
sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di
sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh
sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral
adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki
standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan
telah terbangun sejak lama.
etika merupakan suatu
ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.Akan
tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia,
etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik
dan buruk terhadap perbuatan manusia.Etika terbagi menjadi tiga bagian utama:
meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika),
dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Etika adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.St. John of Damascus
(abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical
philosophy).Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam
pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan,
antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat
orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusiaSecara metodologis, tidak setiap hal menilai
perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan
reflek Karena itulah
Dalam kehidupan sehari-hari tindakan moral
adalah tindakan yang paling menentukan kualitas baik buruknya hidup seseorang.
Agar tindakan moral seseorang memenuhi kriteria moral yang baik, ia perlu
mendasarkan tindakanya pada prinsip-prinsip moral secara tepat. Prinsip-prinsip
moral yang dimaksud di sini adalah prinsip sikap baik, keadilan dan hormat
terhadap diri sendiri. Prinsip-prinsip moral tersebut disebutkan rasanya juga
perlu untuk dikembangkan lebih jauh. Artinya, prinsip moral semcam itu
diandaikan hanyalah berlaku bagi sesama manusia. Padahal, dalam kehidupan
sehari-hari seseorang tidak hanya berjumpa dan berinteraksi dengan sesamanya.
Bisa saja terjadi bahwa seseorang lebih sering berinteraksi dan berhubungan
dengan makhluk non-human atau lingkungan hidup di mana ia tinggal,
bekerja dan hidup. Maka rasanya kurang memadai jika dalam konteks tersebut
tidak terdapat prinsip-prinsip moral yang jelas seperti ketika seseorang
menghadapi sesamanya. Dengan kata lain, rasanya akan lebih baik jika terdapat
prinsip-prinsip moral yang menjadi penentu baik buruknya tindakan seseorang
dengan lingkungan hidup dan unsur-unsur kehidupan lain di dalamnya.
Salah
satu tugas perkembangan yang penting dalam masa remaja adalah untuk mengerti
apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan untuk mau mengubah
sikap-sikapnya sesuai dengan harapan-harapan ini tanpa selalu dibimbing,
diawasi, dan diancam oleh orang-orang dewasa, seperti pada masa kanak-kanak.
Jadi sekarang padanya harus ada pengawasan dari dalam atau internal control.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral:
- Ø Hubungan
harmonis dalam keluarga, yang merupakan tempat penerapan pertama sebagai
individu. Begitupula dengan pendidikan agama yang diajarkan di lingkungan
keluarga sangat berperan dalam perkembangan moral remaja.
- Ø Masyarakat,
tingkah laku manusia bisa terkendali oleh kontrol dari yang mempunyai sanksi-sanksi
buat pelanggarnya.
- Ø Lingkungan
sosial, lingkungan sosial terutama lingkungan sosial terdekat yang bisa sebagai
pendidik dan pembina untuk memberi pengaruh dan membentuk tingkah laku yang
sesuai.
- Ø Perkembangan
nalar, makin tinggi penalaran seseorang , maka makin tinggi pula moral
seseorang.
- Ø peranan
media massa dan perkembangan teknologi modern. Hal ini berpengaruh pada moral
remaja. Karena seorang remaja sangat cepat untuk terpengaruh terhadap hal-hal
yang baru yang belum diketahuinya.
mungkin ini sedikit tentang pembahasan moral. sekarang mari kita melangkah kepembahasan etika.
ETIKA.
Masalah lingkungan hidup menjadi masalah etika karena manusia seringkali
“lupa” dan kehilangan orientasi dalam memperlakukan alam. Karena “lupa” dan
kehilangan orientasi itulah, manusia lantas memperlakukan alam secara tidak
bertanggungjawab. Dalam keadaan seperti itu, mereka juga tidak lagi menjadi
kritis. Oleh karena itulah pendekatan etis dalam menyikapi masalah lingkungan
hidup sungguh sangat diperlukan. Pendekatan tersebut pertama-tama dimaksudkan
untuk menentukan sikap, tindakan dan perspektif etis serta manejemen
perawatan lingkungan hidup dan seluruh anggota ekosistem di dalamnya dengan
tepat. Maka, sudah sewajarnyalah jika saat ini dikembangkan etika lingkungan
hidup dengan opsi “ramah” terhadap lingkungan hidup.
Pada umumnya, paling tidak semenjak jaman modern, orang lebih suka
menggunakan pendekatan etika human-centered dalam memperlakukan
lingkungan hidup. Melalui pendekatan etika ini, terjadilah ketidakseimbangan
relasi antara manusia dan lingkungan hidup. Dalam kegiatan praktis, alam
kemudian dijadikan “obyek” yang dapat dieksploitasi sedemikian rupa untuk
menjamin pemenuhan kebutuhan manusia. Sangat disayangkan bahwa pendekatan etika
tersebut tidak diimbangi dengan usaha-usaha yang memadai untuk mengembalikan
fungsi lingkungan hidup dan makhluk-makhluk lain yang ada di dalamnya. Dengan
latar belakang seperti itulah kerusakan lingkungan hidup terus-menerus terjadi
hingga saat ini.
Prinsip-prinsip Etika Lingkungan
Sebagai pegangan dan tuntunan bagi prilaku kita dalam berhadapan dengan alam
, terdapat beberapa prinsip etika lingkungan yaitu :
- Ø Sikap Hormat terhadap Alam
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian
dari alam semesta seluruhnya
- Ø Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut
manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara
nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
- Ø Prinsip Solidaritas
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan
alam dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan.
- Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak
didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam.
- Ø Prinsip “No Harm”
Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral
dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan
alam secara tidak perlu
- Ø Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Ini berarti , pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip
ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan
pemuas kepentingan hidup manusia.
Penyebab turunnya etika sopan santun pada anak usia
sekolah. Jika pada usia dini tidak mempunyai sopan santun maka
krisis moral lah yang akan melanda negeri kita di masa depan.
ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak berprilaku demikian, diantaranya adalah :
1.
lingkungan keluarga,
2.
lingkungan sebaya,
3.
lingkungan pendidikan,
4.
lingkungan masyarakat.
Lingkungan Keluarga
Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga sebagai pusat
pendidikan yang pertama sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Lingkungan keluarga memang peranan penting dalam
pembentukan budi pekerti anak. Karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan
yang pertama dan yang utama bagi anak. Anak pertama kali mendapat pendidikan
budi pekerti dari kedua orang tuanya. Begitu juga keluarga dikatakan utama,
mengingat keluarga merupakan dasar atau pondamen bagi pendidikan budi pekerti
selanjutnya. Jika orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang baik dan
berguna di kemudian hari, maka jadikanlah keluarga sebagai lingkungan yang
paling baik bagi anak.
Teman Sebaya
Teman sebaya turut ambil dalam pembentukan budi
pekerti anak, karena sering bergaul dengan temannya, sedikit demi sedikit anak
akan terpengaruh oleh perilaku teman sebayanya.
Lingkungan pendidikan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya
upaya untuk memajukan bertumbuh kembangnya budi pekerti (intelektual) dan untuk
memajukan kehidupan peserta didik.
Dengan dimasukannya anak dalam lingkungan
pendidikan, para orang tua berharap agar anaknya menjadi cerdas, pandai dan
berbudi pekerti yang baik. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
secara mikro yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya) memiliki nalar (maju,
cakap, cerdas, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab),
berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar
hukum, kooperatif dan kompetitif, serta demokratis), dan berbadan sehat hingga
menjadi manusia mandiri.
Lingkungan
Masyarakat
Dalam lingkungan ini terdapat berbagai macam unsur
lapisan dan komponen serta peran yang berbeda-beda. Termasuk di dalamnya peran
para tokoh, baik pemuka agama, pemuka adat, maupun tokoh masyarakat yang
berkompeten lainya yang dapat dikatakan sebagai orang tua. Jika tokoh
masyarakat ini peduli kepada generasi muda, maka tokoh ini akan ikut andil
dalam memberikan pendidikan pada kaum muda. Pendidikan itu dapat berupa
keteladanan dari sikap dan perilaku yang baik, memberikan masukan, teguran,
kritik mapun saran-saran yang membangun. Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
agama berupa budi pekerti, kiranya anak perlu banyak belajar bersosialisasi.
Anak harus belajar bergaul atau mengadakan hubungan sosial dengan orang lain.
Disini anak seyogyanya diberi kesempatan untuk lebih banyak bergaul dengan
orang-orang yang baik Dengan seringnya berkomunikasi, maka anak akan ketularan
baik dari orang yang berbudi pekerti luhur.
para pembaca yang setia mungkin cukup sekian dari pembahasan soal moral dan etika dalam blog ini
semoga bermanfaat dan apa bila ada salah atau tidak sesuai dengan pengetahuan anda silahkan di komentari. materi ini saya rangkum dalam sebuah diskusi di mata perkuliahan saya, dan sebagianya dari buku bacaan.
THANKS FOR READING