Kelas sosial di masyarakat
kelas sosial menjadi suatu keniscayaan yang ada
dalam kehidupan di dunia, bahkan sudah di kenal semenjak manusia sudah
menjalani hidup berkelompok. Setiap manusia mempunyai penghargaan yang di
berikan kepada orang lain, di sisi lain juga manusia pasti mempunyai beberapa
hal yang di hargai oleh orang lain. Sesuatu
yang di hargai dan penghargaan ini sudah menjadi embrio atau bibit yang
membentuk perbedaan kelas di dalam kelompok kehidupan bermasyarakat, dan
menjadi penempatan kedudukan yang tinggi dari hal-hal lainya.
Adapun pandangan bentuk yang di hargai oleh
oranglain berupa ekonomi, pendidikan, jabatan, status keluarga, keturunan,
tanah, kekuasaan, dll. Jika ada beberapa oarang yang memiliki hal tersebut
dalam golongan besar maka menjadi suatu pandangan bahwa orang tersebut berada
di golongan lapisan atas. Tetapi menjadi sebaliknya mereka yang kurang memiliki
dan bahkan tidak memiliki hal tersebut maka mereka berstatus golongan lapisan
bawah dan menjadi rendah di pandang masyarakat.[1]
Dalam ilmu sosiologi perbedaan golongan ini biasa
di sebut sebagai social stratification
yang sering di kenal dengan lapisan, atau kelas sosial. Pada umumnya masyarakat
sudah menegnal perbedaan kelas sosial tersebut semenjak peradaban manusia mulai
hidup dalam berkelompok dan berorgabisasi. Sebelumnya perbedaan kelas sosial
ini di pandang melalui seks, kepemimpinan dan yang dipimpin, non budak, budak
dan pembedaan dalam kekayaan. Dalam hal ini bisa di sebut sebagai class system[2] dalam artian setiap orang sadar akan keberadaan
serta kedudukan kelas sosialnya yang di ketahui secara umum oleh masyarakat.
Mendefinisikan kelas sosial sebagai suatu lapisan
kedudukan melalui beberapa unsur dalam rangkaian kesatuan status sosial. Ada beberapa
definisi menurut ahli sosiolog diantaranya :
Ø Menurut Pirtim A.
Sorokin adalah “pembedaan penduduk dan Masyarakat ke dalam kelas kelas secara
bertingkat” dalam artian perbedaan masyarakat dimana pembagian kelas secara
bertingkat, ada kelas atas, menengah dan kebawah atau kelas kelas rendah.
Ø Menurut Peter Beger
pengertian kelas sosial adalah sama seperti yang di rumuskan oleh Marx dan
Weber, dimana perbedaan kelas sosial ini di kaitkan dengan posisi seseorang
melalui kriteria ekonominya. Dalam arti pembedaan kedudukan di lihat melalui
perekonomianya. Yang mana apabila seseorang memiliki prekonomian yang tinggi
dan besar mana mereka termasuk dalam golongan orang yang berkelas tinggi (higt
class) bahkan mereka yang memiliki perekonomian yang cukup dan kurang maka
mereka termasuk dalam golongan menegah (middle class) dan ada golongan kebawah
(lower calss).[3]
Ø Menurut Jeffries
mendefinisikan kelas sosial adalah bahwa konsep perbedaan kelas ini melibatkan
tiga aspek yaitu Ekonomi, pendidikan dan jabatan, yang mana ketiga hal ini
mempunyai keterkaitan yang erat. Jeffries mengemukakan bahwa perekonomian tidak
menjadi terminasi dan di jadikan pedoman untuk mengklasifikasikan perbedaan
kelas tetapi mempunyai keterkaitan dengan hal yang di atas. Bila di cotohkan
ada seseorang yang memiliki prekonomian yang tinggi tetapi belum tentu
mempunyai pendidikan yang tinggi bahkan jabatan. sehingga pendidikan dan
jebatan memiliki peran yang signifikan dalam menentukan kualifikasi perbedaan
kelas.[4]
Ø Menurut Bernard barber
perbedaan kelas sosial bisa di lihat dari kedudukan keluarganya dalam statsu
sosial, artinya bila ada seseorang yang memiliki status sosial yang tinggi maka
secara tidak langsung status keluarganyapun ikut maik, dan bila sebalikya ada
seseorang yang memiliki status sosial rendah maka secara tidak langsung status
keluarganyapun ikut turun.[5]
Bila di ambil kesimpulan dari beragam pandangan
para sosiolog bahwa pengklasifikasian perbedaan kelas mencakup ekonomi, jabatan,
pendidikan, status keluarga, dan pekerjaan. Bial status tersebut naik maka
secara tidak langsung pandanga masyarakat akan naik, dan bila di atara hal
tersebut turun maka sebaliknya status sosial di masyarakat pula akan turun. Adapun
pengejawantahanya adalah laisan-lapisan atau kelas kelas tinggi, sedang dan
kelas-kelas rendah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan
kelas sosial ini, pandangan dari para sosiolog diantaranya adalah[6]
Ø Kekayaan &
penghasilan
Ø Pekerjaan
Ø Pendidikan
Yang mana tiga substansi di atas memberikan
dampak secara umum untuk melihat perbedaan kelas tersebut. Karena dari tiga
substansi diatas merupakan indikator yang jelas yang dapat di golongkan dalam
status sosial.
Macam macam kelas sosial ini memiliki prespektif
yang berbeda, dalam beberapa pandagan para sosiolog memiliki keanekaragama
dalam memandang lapisan-lapisan atau kelas sosial, diantaranya Marx
mengklasifikasikan menjadi dua yaitu kelas
borjuis dan kelas proletar, mosca
membedakannya menjadi kelas yang berkuasa
dan kelas yang dikuasai, antara orang kaya dan orang miskin.
Namun sejumlah ilmuan juga memiliki prespektif
pembagian kelas menjadi tiga kelas atau lebih yaitu:[7]
Ø Kelas atas yang mana di
pengaruhi oleh kekayaan, penghasilan tinggi dan pendidikan yang tinggi sehingga
menimbulkan pengaruh pandangan baik bagi perorangan maupun umum.
Ø Kelas menengah ini di
pengaruhi oleh pendidikan dan penghasilan tinggi serta penghargaan yangtinggi
dan dalam perekonomian yang cukup sehingga mereka di libatkan dalam kegiatan
komunitas.
Ø Kelas kebawah mereka
biasa terdiri dari kaum buruh kasar yang memiliki perekonomian yang relatif
sehingga tidak bisa menabung, pendidikan yang rendah bahkan mereka lebih
memilih memikirkan kehidupan langsung daripada masa depan.
Bila di tarik kesimpulan maka titik berat pada tulisan
ini adalah pembagian kelas sosial menjadi tiga bagian yaitu kelas sosial ke
atas, kelas sosial menengah dan kelas sosial kebawah.
[1] Jefta Leibo, “Sosiologi Pedesaan”,
(Yogyakarta: Andi Ofset, 1995), h . 57
[2] Sorjono Soekanto, “Soiologi Suatu Pengantar”,
(Jakarta: Rajawali Press 1987), h 260
[3] Kamanto Sunarto, “Pengantar Sosiologi”, (
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1993), h. 115
[4]
Ibid..., h. 115
[6] Paul B. Horton , “Sosiologi” ,
(Jakarta : erlangga 2007), Jilid 2
h. 7-6
[7] Kamanto sunarto, “Pengantar
Sosiologi”, op.cit., h. 110