Jumat, 04 Desember 2015

MORAL DAN ETIKA DI ERA GLOBALISASI



Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

Etika adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusiaSecara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.  Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan reflek Karena itulah 

Dalam kehidupan sehari-hari tindakan moral adalah tindakan yang paling menentukan kualitas baik buruknya hidup seseorang. Agar tindakan moral seseorang memenuhi kriteria moral yang baik, ia perlu mendasarkan tindakanya pada prinsip-prinsip moral secara tepat. Prinsip-prinsip moral yang dimaksud di sini adalah prinsip sikap baik, keadilan dan hormat terhadap diri sendiri. Prinsip-prinsip moral tersebut disebutkan rasanya juga perlu untuk dikembangkan lebih jauh. Artinya, prinsip moral semcam itu diandaikan hanyalah berlaku bagi sesama manusia. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak hanya berjumpa dan berinteraksi dengan sesamanya. Bisa saja terjadi bahwa seseorang lebih sering berinteraksi dan berhubungan dengan makhluk non-human atau lingkungan hidup di mana ia tinggal, bekerja dan hidup. Maka rasanya kurang memadai jika dalam konteks tersebut tidak terdapat prinsip-prinsip moral yang jelas seperti ketika seseorang menghadapi sesamanya. Dengan kata lain, rasanya akan lebih baik jika terdapat prinsip-prinsip moral yang menjadi penentu baik buruknya tindakan seseorang dengan lingkungan hidup dan unsur-unsur kehidupan lain di dalamnya.  


Salah satu tugas perkembangan yang penting dalam masa remaja adalah untuk mengerti apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan untuk mau mengubah sikap-sikapnya sesuai dengan harapan-harapan ini tanpa selalu dibimbing, diawasi, dan diancam oleh orang-orang dewasa, seperti pada masa kanak-kanak. Jadi sekarang padanya harus ada pengawasan dari dalam atau internal control.   

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral:

  1. Ø  Hubungan harmonis dalam keluarga, yang merupakan tempat penerapan pertama sebagai individu. Begitupula dengan pendidikan agama yang diajarkan di lingkungan keluarga sangat berperan dalam perkembangan moral remaja.
  2. Ø  Masyarakat, tingkah laku manusia bisa terkendali oleh kontrol dari yang mempunyai sanksi-sanksi buat pelanggarnya.
  3. Ø  Lingkungan sosial, lingkungan sosial terutama lingkungan sosial terdekat yang bisa sebagai pendidik dan pembina untuk memberi pengaruh dan membentuk tingkah laku yang sesuai.
  4. Ø  Perkembangan nalar, makin tinggi penalaran seseorang , maka makin tinggi pula moral seseorang.
  5. Ø  peranan media massa dan perkembangan teknologi modern. Hal ini berpengaruh pada moral remaja. Karena seorang remaja sangat cepat untuk terpengaruh terhadap hal-hal yang baru yang belum diketahuinya.


mungkin ini sedikit tentang pembahasan moral. sekarang mari kita melangkah kepembahasan etika.

ETIKA.

Masalah lingkungan hidup menjadi masalah etika karena manusia seringkali “lupa” dan kehilangan orientasi dalam memperlakukan alam. Karena “lupa” dan kehilangan orientasi itulah, manusia lantas memperlakukan alam secara tidak bertanggungjawab. Dalam keadaan seperti itu, mereka juga tidak lagi menjadi kritis. Oleh karena itulah pendekatan etis dalam menyikapi masalah lingkungan hidup sungguh sangat diperlukan. Pendekatan tersebut pertama-tama dimaksudkan untuk menentukan sikap, tindakan dan perspektif etis  serta manejemen perawatan lingkungan hidup dan seluruh anggota ekosistem di dalamnya dengan tepat. Maka, sudah sewajarnyalah jika saat ini dikembangkan etika lingkungan hidup dengan opsi “ramah”  terhadap lingkungan hidup.

Pada umumnya, paling tidak semenjak jaman modern, orang lebih suka menggunakan pendekatan etika human-centered dalam memperlakukan lingkungan hidup. Melalui pendekatan etika ini, terjadilah ketidakseimbangan relasi antara manusia dan lingkungan hidup. Dalam kegiatan praktis, alam kemudian dijadikan “obyek” yang dapat dieksploitasi sedemikian rupa untuk menjamin pemenuhan kebutuhan manusia. Sangat disayangkan bahwa pendekatan etika tersebut tidak diimbangi dengan usaha-usaha yang memadai untuk mengembalikan fungsi lingkungan hidup dan makhluk-makhluk lain yang ada di dalamnya. Dengan latar belakang seperti itulah kerusakan lingkungan hidup terus-menerus terjadi hingga saat ini. 





Prinsip-prinsip Etika Lingkungan
Sebagai pegangan dan tuntunan bagi prilaku kita dalam berhadapan dengan alam , terdapat beberapa prinsip etika lingkungan yaitu :



  1. Ø  Sikap Hormat terhadap Alam
    Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya
  2. Ø  Prinsip Tanggung Jawab
    Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
  3. Ø  Prinsip Solidaritas
    Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan.
  4.    Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
    Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam.
  5. Ø  Prinsip “No Harm”
    Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu
  6. Ø  Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
    Ini berarti , pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.

 

Penyebab turunnya etika sopan santun pada anak usia sekolah. Jika pada usia dini tidak mempunyai sopan santun maka krisis moral lah yang akan melanda negeri kita di masa depan.


ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak berprilaku demikian, diantaranya adalah :


1.      lingkungan keluarga,  
2.      lingkungan sebaya,  
3.      lingkungan pendidikan,
4.      lingkungan masyarakat.

Lingkungan Keluarga
Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga sebagai pusat pendidikan yang pertama sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Lingkungan keluarga memang peranan penting dalam pembentukan budi pekerti anak. Karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan yang utama bagi anak. Anak pertama kali mendapat pendidikan budi pekerti dari kedua orang tuanya. Begitu juga keluarga dikatakan utama, mengingat keluarga merupakan dasar atau pondamen bagi pendidikan budi pekerti selanjutnya. Jika orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang baik dan berguna di kemudian hari, maka jadikanlah keluarga sebagai lingkungan yang paling baik bagi anak.

Teman Sebaya
Teman sebaya turut ambil dalam pembentukan budi pekerti anak, karena sering bergaul dengan temannya, sedikit demi sedikit anak akan terpengaruh oleh perilaku teman sebayanya.

Lingkungan pendidikan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuh kembangnya budi pekerti (intelektual) dan untuk memajukan kehidupan peserta didik.
Dengan dimasukannya anak dalam lingkungan pendidikan, para orang tua berharap agar anaknya menjadi cerdas, pandai dan berbudi pekerti yang baik. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional secara mikro yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya) memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab),
berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, serta demokratis), dan berbadan sehat hingga menjadi manusia mandiri.

Lingkungan Masyarakat
Dalam lingkungan ini terdapat berbagai macam unsur lapisan dan komponen serta peran yang berbeda-beda. Termasuk di dalamnya peran para tokoh, baik pemuka agama, pemuka adat, maupun tokoh masyarakat yang berkompeten lainya yang dapat dikatakan sebagai orang tua. Jika tokoh masyarakat ini peduli kepada generasi muda, maka tokoh ini akan ikut andil dalam memberikan pendidikan pada kaum muda. Pendidikan itu dapat berupa keteladanan dari sikap dan perilaku yang baik, memberikan masukan, teguran, kritik mapun saran-saran yang membangun. Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai agama berupa budi pekerti, kiranya anak perlu banyak belajar bersosialisasi. Anak harus belajar bergaul atau mengadakan hubungan sosial dengan orang lain. Disini anak seyogyanya diberi kesempatan untuk lebih banyak bergaul dengan orang-orang yang baik Dengan seringnya berkomunikasi, maka anak akan ketularan baik dari orang yang berbudi pekerti luhur.  

para pembaca yang setia mungkin cukup sekian dari pembahasan soal moral dan etika dalam blog ini 
semoga bermanfaat dan apa bila ada salah atau tidak sesuai dengan pengetahuan anda silahkan di komentari. materi ini saya rangkum dalam sebuah diskusi di mata perkuliahan saya, dan sebagianya dari buku bacaan. 

THANKS FOR READING