Sabtu, 25 Maret 2017

SOCIAL CLASS (KELAS SOSIAL MASYARAKAT)



Kelas sosial di masyarakat
kelas sosial menjadi suatu keniscayaan yang ada dalam kehidupan di dunia, bahkan sudah di kenal semenjak manusia sudah menjalani hidup berkelompok. Setiap manusia mempunyai penghargaan yang di berikan kepada orang lain, di sisi lain juga manusia pasti mempunyai beberapa hal yang di hargai oleh orang lain.  Sesuatu yang di hargai dan penghargaan ini sudah menjadi embrio atau bibit yang membentuk perbedaan kelas di dalam kelompok kehidupan bermasyarakat, dan menjadi penempatan kedudukan yang tinggi dari hal-hal lainya.
Adapun pandangan bentuk yang di hargai oleh oranglain berupa ekonomi, pendidikan, jabatan, status keluarga, keturunan, tanah, kekuasaan, dll. Jika ada beberapa oarang yang memiliki hal tersebut dalam golongan besar maka menjadi suatu pandangan bahwa orang tersebut berada di golongan lapisan atas. Tetapi menjadi sebaliknya mereka yang kurang memiliki dan bahkan tidak memiliki hal tersebut maka mereka berstatus golongan lapisan bawah dan menjadi rendah di pandang masyarakat.[1]


Dalam ilmu sosiologi perbedaan golongan ini biasa di sebut sebagai social stratification yang sering di kenal dengan lapisan, atau kelas sosial. Pada umumnya masyarakat sudah menegnal perbedaan kelas sosial tersebut semenjak peradaban manusia mulai hidup dalam berkelompok dan berorgabisasi. Sebelumnya perbedaan kelas sosial ini di pandang melalui seks, kepemimpinan dan yang dipimpin, non budak, budak dan pembedaan dalam kekayaan. Dalam hal ini bisa di sebut sebagai class system[2] dalam artian setiap orang sadar akan keberadaan serta kedudukan kelas sosialnya yang di ketahui secara umum oleh masyarakat.
Mendefinisikan kelas sosial sebagai suatu lapisan kedudukan melalui beberapa unsur dalam rangkaian kesatuan status sosial. Ada beberapa definisi menurut ahli sosiolog diantaranya :
Ø  Menurut Pirtim A. Sorokin adalah “pembedaan penduduk dan Masyarakat ke dalam kelas kelas secara bertingkat” dalam artian perbedaan masyarakat dimana pembagian kelas secara bertingkat, ada kelas atas, menengah dan kebawah atau kelas kelas rendah.  
Ø  Menurut Peter Beger pengertian kelas sosial adalah sama seperti yang di rumuskan oleh Marx dan Weber, dimana perbedaan kelas sosial ini di kaitkan dengan posisi seseorang melalui kriteria ekonominya. Dalam arti pembedaan kedudukan di lihat melalui perekonomianya. Yang mana apabila seseorang memiliki prekonomian yang tinggi dan besar mana mereka termasuk dalam golongan orang yang berkelas tinggi (higt class) bahkan mereka yang memiliki perekonomian yang cukup dan kurang maka mereka termasuk dalam golongan menegah (middle class) dan ada golongan kebawah (lower calss).[3]
Ø  Menurut Jeffries mendefinisikan kelas sosial adalah bahwa konsep perbedaan kelas ini melibatkan tiga aspek yaitu Ekonomi, pendidikan dan jabatan, yang mana ketiga hal ini mempunyai keterkaitan yang erat. Jeffries mengemukakan bahwa perekonomian tidak menjadi terminasi dan di jadikan pedoman untuk mengklasifikasikan perbedaan kelas tetapi mempunyai keterkaitan dengan hal yang di atas. Bila di cotohkan ada seseorang yang memiliki prekonomian yang tinggi tetapi belum tentu mempunyai pendidikan yang tinggi bahkan jabatan. sehingga pendidikan dan jebatan memiliki peran yang signifikan dalam menentukan kualifikasi perbedaan kelas.[4]
Ø  Menurut Bernard barber perbedaan kelas sosial bisa di lihat dari kedudukan keluarganya dalam statsu sosial, artinya bila ada seseorang yang memiliki status sosial yang tinggi maka secara tidak langsung status keluarganyapun ikut maik, dan bila sebalikya ada seseorang yang memiliki status sosial rendah maka secara tidak langsung status keluarganyapun ikut turun.[5]
Bila di ambil kesimpulan dari beragam pandangan para sosiolog bahwa pengklasifikasian perbedaan kelas mencakup ekonomi, jabatan, pendidikan, status keluarga, dan pekerjaan. Bial status tersebut naik maka secara tidak langsung pandanga masyarakat akan naik, dan bila di atara hal tersebut turun maka sebaliknya status sosial di masyarakat pula akan turun. Adapun pengejawantahanya adalah laisan-lapisan atau kelas kelas tinggi, sedang dan kelas-kelas rendah.



Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan kelas sosial ini, pandangan dari para sosiolog diantaranya adalah[6]
Ø  Kekayaan & penghasilan
Ø  Pekerjaan
Ø  Pendidikan
Yang mana tiga substansi di atas memberikan dampak secara umum untuk melihat perbedaan kelas tersebut. Karena dari tiga substansi diatas merupakan indikator yang jelas yang dapat di golongkan dalam status sosial.
Macam macam kelas sosial ini memiliki prespektif yang berbeda, dalam beberapa pandagan para sosiolog memiliki keanekaragama dalam memandang lapisan-lapisan atau kelas sosial, diantaranya Marx mengklasifikasikan menjadi dua yaitu kelas borjuis dan kelas proletar, mosca membedakannya menjadi kelas yang berkuasa dan kelas yang dikuasai, antara orang kaya dan orang miskin.
Namun sejumlah ilmuan juga memiliki prespektif pembagian kelas menjadi tiga kelas atau lebih yaitu:[7]
Ø  Kelas atas yang mana di pengaruhi oleh kekayaan, penghasilan tinggi dan pendidikan yang tinggi sehingga menimbulkan pengaruh pandangan baik bagi perorangan maupun umum.
Ø  Kelas menengah ini di pengaruhi oleh pendidikan dan penghasilan tinggi serta penghargaan yangtinggi dan dalam perekonomian yang cukup sehingga mereka di libatkan dalam kegiatan komunitas.
Ø  Kelas kebawah mereka biasa terdiri dari kaum buruh kasar yang memiliki perekonomian yang relatif sehingga tidak bisa menabung, pendidikan yang rendah bahkan mereka lebih memilih memikirkan kehidupan langsung daripada masa depan.

 Bila di tarik kesimpulan maka titik berat pada tulisan ini adalah pembagian kelas sosial menjadi tiga bagian yaitu kelas sosial ke atas, kelas sosial menengah dan kelas sosial kebawah.




[1]  Jefta Leibo, “Sosiologi Pedesaan”, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1995), h . 57
[2]  Sorjono Soekanto, “Soiologi Suatu Pengantar”, (Jakarta: Rajawali Press 1987), h 260
[3]  Kamanto Sunarto, “Pengantar Sosiologi”, ( Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1993), h. 115
[4]  Ibid..., h. 115 
[5] Kamanto Sunarto, “ Pengantar Sosiologi”, op.cit., h. 116 
[6] Paul B. Horton , “Sosiologi” , (Jakarta : erlangga 2007), Jilid 2  h.  7-6
[7] Kamanto sunarto, “Pengantar Sosiologi”,  op.cit.,  h. 110

Tidak ada komentar:

Posting Komentar